Yogyakarta dan Gadisnya

Kembali lagi kita bertemu, Yogyakarta. Kutulis lagi setitik rindu yang tersirat setiap aku menapakkan kaki di tanahmu. Obyek yang menjeratku masih sama, iya, gadismu. Sungguh, ia seakan-akan mendekap jiwa dan daksaku bilamana aku datang bertamu.

Jogja, aku masih merindu. Masih sama seperti dulu awal mula kita bertemu. Masih sama seperti bagaimana aku dan gadismu merangkai angan semu kala itu. Jogja, apa kabar dengan gadismu? Tetap berkabarkah semenjak ia bertemu dengan yang baru? Aku harap seperti itu.

Aku rindu, itu saja. Masih banyak untaian rindu yang mencumbu diriku, namun yang kusampaikan hanya cukup itu. Jogja, tolong tunggu kabar baiknya.

A, Yogyakarta.